Salam


Assalammu'alaikum wr. wb.

Sabtu, 07 Mei 2011

praktikum genetika


LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA


 






Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Genetika

Dosen pembimbing:
Drs. Agus Purwanto, Mpd

Oleh :

Nama                    : Suyono
NIM                      : 075160005
Semester              : VI
Program studi    : Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2010


LATIHAN 1
IMITASI PERBANDINGAN GENETIK


A.     Tujuan
Untuk membuktikan kebenaran Teori Mendel tentang sifat keturunan

B.     Dasar Teori
·         Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.”
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohibrid selalu berlaku hukum Mendel I.
Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,1986).

·         Dihibrid
Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes”. Atau pengelompokan gen secara bebas.
Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi.
Mendel menggunakan kacang ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji. B untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau.
Jika tanaman ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru.

C.     Alat dan Bahan
1.       Kancing genetik
2.       Kantong plastik 2 buah
3.       Alat tulis

D.     Cara kerja
  • Monohibrid
1.       Menyiapkan 2 buah kantong plastik yang masing-masing berisi 10 buah kancing warna hitam dan 10 buah kancing warna putih, kemudian dikocok.
2.       Ambil secara acak, dilihat, dicatat, kemudian dikembalikan pada tempat semula.
3.       Kocok dahulu dan ulangi langkah no.2 sampai 20 kali.

  • Dihibrid
1.       Menyiapkan 2 buah kantong plastik yang masing-masing berisi 5 buah kancing hitam polos, 5 buah kancing putih polos, 5 buah kancing hitam berwarna, dan 5 buah kancing putih berwarna. Kemudian dikocok
2.       Ambil secara acak, dilihat, dicatat, kemudian dikembalikan pada tempat semula.
3.       Kocok dahulu dan ulangi langkah no.2 sampai 20 kali.

E.      Hasil Pengamatan dan Pembahasan
  • Monohibrid
Fenotip
Percobaan I
HH
5
Hh
11
hh
4

Maka X2 = ∑
Fenotip
o
e
X2
HH
5
5
X2 = ∑ = 0
Hh
11
10
X2 = ∑ = 0,1
hh
4
5
X2 = ∑ = 0,2
20
20
X2 = 0,3


Setelah melihat table, nilai X2 = 0,3 yg di dapat dalam perhitungan tidak tercantum dalam table tetapi terletak antara angka 0,15 dan 0,46. Ini berarti lebih kecil daripada 1,07. Nilai kemungkinannya terletak antara 0,50 dan 0,70, berarti lebih besar daripada 0,05.
Jadi K(1) = antara 0,50 dan 0,70
Karena nilai kemungkinannya lebih besar dari 0,05 maka data percobaan itu dapat di anggap masih bagus, masih memenuhi perbandingan 3 : 1 dan tidak ada factor lain di luar factor kemungkinan yang berperan.

  • Dihibrid
Fenotip
Percobaan I
HHPP
1
HHPp
2
HhPp
4
HhPp
2
HHpp
1
Hhpp
1
hhPP
4
hhPp
5
hhpp
0

Maka X2 = ∑
Fenotip
o
e
X2
HHPP
1
1
X2 = ∑ = 1
HHPp
2
2
X2 = ∑ = 0
HhPp
4
4
X2 = ∑ = 0
HhPp

2
2
X2 = ∑ = 0
HHpp


1
1
X2 = ∑ = 1
Hhpp

1
1
X2 = ∑ = 1
hhPP

4
4
X2 = ∑ = 0
hhPp

5
4
X2 = ∑ = 0,25
hhpp

0
1
X2 = ∑ = 0
20
20
X2 = 3,25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar